USAHA BUDI DAYA
TANAMAN
KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii)
Oleh :
Penyuluh Kehutanan Lapangan Kabupaten Brebes
(AKHMAD
SAYIDI, SST)
Tanaman kayu manis memiliki potensi
dan peluang pasar yang tinggi
Tanaman kayu
manis berasal dari hutan, tetapi pemanfaatannya di bidang industri sudah banyak
dilakukan. Oleh karena itu, kayu manis tergolong dalam tanaman hutan industri
yang memiliki potensi dan peluang pasar yang tinggi. Olahan utama kayu manis
berupa minyak asiri, yaitu bentuk olahan yang bernilai ekonomi cukup tinggi
(terutama jika standar internasionalnya terpenuhi). Di Indonesia sendiri, belum
banyak industri yang menggeluti bidang ini dengan standar yang baik. Oleh
karena itu, informasi akurat tentang penanganan kayu manis, mulai dari budi daya
hingga pemanfaatannya, sangat diperlukan.
A.
Sekilas Tentang Kayu Manis.
Kayu
manis terdiri atas beberapa spesies dari genus Cinnamoum. Genus ini merupakan
anggota famili Lauraceae yang meliputi tumbuhan berkayu dengan bentuk daun
tunggal. Kulit batang pokok, cabang, dan ranting tanaman kayu manis mengandung
minyak asiri dan merupakan komoditas ekspor. Kandungan minyak asirinya tidak
terbatas hanya pada kulitnya saja, tetapi hingga bagian tanaman lainnya.
Daun
kayu manis duduknya berseling ataudalam rangkaian spiral dan bersifat lia.
Panjangnya sekitar 9-12 cm dan lebar 3,4-5,4 cm. Pucuk daunnya berwarna
kemerahan, sedangkan daun tuanya berwarna hijau tua.
Tanaman
kayu manis memiliki bunga berkelamin dua atau bunga sempurna dan berwarna
kuning. Kelopak bunga berjumlah enam helai dalam dua rangkaian. Bunga ini tidak
memiliki tajuk bunga. Benang sarinya berjumlah 12 helai yang terangkai dalam
empat kelompok. Kelompok benang sari yang berada di bagian dalam umumnya
mandul. Kotak sarinya beruang empat. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan
serangga (lalat).
Buah
tanaman kayu manis adalah buah buni bebiji satu, berdaging, dan bentuknya bulat
memanjang. Buah yang masih muda berwarna hijau tua dan yang sudah tua berwarna
ungu tua. Panjang buah tergantung dari jenis kayu manisnya yaitu sekitar
1,3-1,6 cm dan diameter 0,35-0,75 cm.
Dari
begitu banyak jenis kayu manis, hanya ada empat jenis yang terkenal di dunia
perdagangan, baik ekspor maupun lokal, diantaranya Cinnamomum zeylanicum, Cinnamomum cassia, Cinnamomum burmannii, dan
Cinnamomum cullilawan. Uraian ringkas
tentang keempat jenis kayu manis tersebut terliahat pada Tabel 17.
TABEL 17. KARAKTERISTIK BEBERAPA JENIS TANAMAN
KAYU MANIS
|
Jenis
|
Umur Panen (Tahun)
|
Daerah Sebaran
|
Kelebihan Kandungan Minyak Asiri
|
|
Cinnamomum burmannii
|
10
|
Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Utara, Bengkulu, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Maluku.
|
Kulit batang dan ranting mengandung sinamat aldehida dan agak
mudah larut dalam air.
|
|
Cinnamomum zeylanicum
|
3
|
Pulau Ceylon (Srilanka).
|
Seluruh bagian tanamannya mengandung sinamat aldehida dan
eugenol. Kulit batangnya tipis sehingga bisa digulung membentuk pipa.
|
|
Cinnamomum cassia
|
10
|
Kebumen, Baturaden, Purwokerto
|
Mengandung sinamat aldehida. Kandungan minyak asiri tertinggi terletak
pada kulit batang dan kulit ranting. Tajuk tanaman berbentuk piramida.
|
|
Cinnamomum cullilawan
|
10
|
Ambon, Pulau Seram
|
Minyak asiri pada akar berbau minyak adas, sedangkan kulit
batang berbau minyak kayu putih dan dikenal dengan nama culilawan atau minyak lawang. Minyak ini dimanfaatkan sebagai
obat maag (gangguan pencernaan), penyakit kolera, dan minyak gosok
|
B.
Syarat Tumbuh.
Kayu manis membutuhkan lingkungan yang
sesuai dengan habitatnya saat tumbuh. Syarat tumbuh yang sesuai untuk kayu
manis akan menciptakan kualitas minyak asiri yang baik dengan standar
internasional. Persyaratan tumbuh ini meliputi tanah, iklim, curah hujan dan
kelembaban yang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 18.
TABEL 18. SYARAT TUMBUH TANAMAN KAYU MANIS
|
Uraian
|
Syarat Tumbuh
|
|
Tanah
|
- Tanah yang paling cocok adalah tanah yang subur, gembur, agak
berpasir, dan kaya bahan organik.
- Pada tanah yang liat keadaannya kurang baik. Pusat di Sumatera
Barat tanahnya adalah andosol dan latosol, ditanam di lereng-lereng gunung, baik
yang agak landai maupun yang curam.
- Pada tanah yang berpasir akan memberikan hasil kulit yang paling
harum. Di tempat rendah tumbuhnya lebih cepat daripada di tempat tinggi,
tetapi di tempat rendah kulit yang dihasilkan kurang tebal dan rasanya juga agak
kurang.
|
|
Ketinggian
tempat
|
Ekologi dan penyebaran yang asli tumbuh secara liar di hutan
Malia, Cina, dan Indonesia pada ketinggian 1000-1500 m dpl. Dengan suhu
18-230. Tanaman bisa tumbuh pada ketinggian 0-2000 m
dpl, tetapi yang terbaik dan banyak diusahakan dengan produksi yang memuaskan
adalah ketinggian 500-1500 m dpl.
|
|
Iklim
|
Daerah
penanaman yang dikehendaki kayu manis bersuhu rata-rata
250
C dengan batas maksimal 270 C dan minimal 180 C,
tergantung jenis tanamannya. Suhu ini sangat dipengaruhi oleh curah hujan.
Jika curah hujan tinggi, suhu menjadi rendah sehingga kualitas kulitnya
kurang baik dan kadar airnya menjadi tinggi.
|
C.
Perbanyakan Tanaman.
Perbanyakan kayu manis di Indonesia,
khususnya di Sumatera Barat, dilakukan dengan dua cara yaitu cara generatif
dengan biji dan cara vegetatif. Di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam
diperoleh informasi bahwa sekitar 43%lahan menggunakan bibit yang berasal dari
biji dan 57% berasal dari tunas.
1.
Perbanyakan secara generatif
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
perbanyakan dengan biji lebih baik dibandingkan dengan tunas atau setek.
Beberapa kegiatan pada tahapan perbanyakan dengan biji adalah sebagai berikut.
a. Pemilihan pohon induk
Ada dua jenis Cinnamomum burmannii, yaitu tanaman kayu manis yang pucuk daunnya
bewarna hijau dan merah. Namun, hingga saat ini varietas belum dijadikan
sebagai patokan dalam memilih pohon induk. Pohon induk dipilih dari tanaman
yang memiliki pertumbuhan baik dan berbatang besar. Pohon induk sebaiknya telah
berumur lebih dai 10 tahun, sehat, dan aroma kulitnya baik. Jika perlu, teliti
kandungan minyak asirinya terlebih dahulu.
b. Pemilihan biji bermutu
Biji harus benar-benar berasal dari
buah masak pohon atau jatuhan dengan daya kecambah yang baik. Kadar air dan
bobot biji masing-masing 35,01% dan 68,11%. Biji kayu manis tidak bisa bertahan
lama sehingga tidak boleh disimpan lebih dari 1 minggu pada suhu kamar (27-280C)
atau lebih dari empat minggu pada suhu rendah (15-200 C).
c. Penyiapan tempat penyemaian
Penyemaian bisa dilakukan langsung
pada bedengan dan polibag. Penggunaan polibag memang lebih praktis, tetapi
memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sementara itu, penyemaian di bedengan
lebih murah, tetapi agak merepotkan. Namun, masing-masing tempat penyemaian
tersebut perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum penyemaian biji.
d. Penyemaian biji
Biji disemai pada bedengan denga jarak
5 cm, kedalaman 0,5-1 cm dari pemukaan tanah. Selanjutnya biji ditutup dengan
tanah halus atau pupuk kandangyang sudah matang. Biasanya biji mulai berkecambah
setelah 5-15 hari semai dengan daya kecambah 80-85%. Untuk penanaman di
polibag, masing-masing polibag diisi sebanyak satu biji, lalu ditutup dengan
tanah halus setebal 0,5-1 cm. Selanjutnya polibag disusun rapi ditempat yan
ternaungi.
e. Pemindahan semaian
Setelah dipelihara selama 1-2 bulan,
kecambah biasanya sudah memiliki dua helai daun. Pada saat ini, pindahkan
semaian ke bedengan atau polibag pembiakan. Hal ini bertujuan untuk mempercepat
pertumbuhan bibit. Pada bedeng pembiakan, semaian ditanam dengan jarak 20-25
cm. Sementara itu, pada polibag, semaian bisa langsung ditanam dengan jumlah
satu semaian untuk setiap polibag.
Di
persemaian kedua, tanaman masih memerlukan naungan selama beberapa hari.
Frekuensi penyiraman sebaiknya cukup satu kali sehari. Selain itu, lakukan
pemupukan dengan urea sebanyak satu sendok teh untuk setiap bibit yang
ditaburkan ke sekeliling bibit.
2.
Perbanyakan secara vegetatif
Selain diperbanyak lewat biji, tanaman
kayu manis juga bisa diperbanyak secara vegetatif. Ada dua macam perbanyakan
vegetatif yang bisa dilakukan, yaitu dengan tunas dan setek.
a. Perbanyakan dengan tunas
Perbanyakan tanaman denga tunas
disebabkan petani pada umumnya memanen tanaman sebelum menghasilkan buah. Oleh
karena batang pokok tanaman yang tersisa di kebun bisa menumbuhkan tunas,
petani menggunakan tunas tersebut untuk penanaman berikutnya. Perbanyakan
dengan tunas sudah lama dilakukan petani, bahkan lebih cepat memberikan hasil.
Namun, jika langsung ditanam di kebun, tingkat hidup bibit ini sangat kecil.
Pohon
induk yang dipilih sebaiknya memiliki diameter batang yang besar serta tidak
terserang hama dan penyakit. Pohon induk harus dirawat dengan baik hingga
menghasilkan tunas. Caranya, timbun pohon induk dengan tanah subur atau
campuran tanah dan kompos dengan perbandingan 1:2. Sebagai perawatan, siram
pohon sebanyak dua hari sekali dan bersihkan daerah sekitar pohon dari gulma.
Setelah beberapa bulan, tunas akan tumbuh di sekitar tanaman induk.
b. Perbanyakan dengan stek
Perbanyakan dengan setek jarang
digunakan karena tingkat kegagalannya lebih tinggi dibandingkan dengan
perbanyakan lainnya. Setek yang biasa digunakan berupa setek pucuk. Adapun
media tanam yang digunakan sama seperti media penyemaian biji, yang penting
teksturnya gembur. Setek sebaiknya diambil dari pohon induk yang penampilannya
baik dan sehat. Pucuk dipotong sepanjang 15-20 cm. Arah potongannya harus
miring dan daun pucuk yang disisakan cukup 2-3 helai saja. Hal tersebut
bertujuan untuk mengurangi penguapam. Untuk mempercepat proses keluarnya akar,
tambahkan ZPT dengan dosis sesuai aturan pada kemasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar